KITAB TITUS

Kitab Titus merupakan salah satu kitab yang digolongkan sebagai surat-surat  penggembalaan.  Selain Titus, kitab lain yang digolongkan sebagai surat penggembalaan yaitu surat I dan II Timotius.[1]  Kitab-kitab ini digolongkan sebagai surat penggembalaan karena:  pertama, berdasarkan tujuan kitab.  Dimana kitab-kitab ini ditujukan kepada para murid Paulus yang sedang menggembalakan.  Timotius menggembalakan di Efesus, sedang Titus menggembalakan di Kreta. Titus dan Timotius adalah gembala-gembala jemaat yang usianya sangat muda namun Tuhan memberi kepercayaan untuk melayani jemaat sebagai seorang gembala.  Kedua, berdasarkan isi kitab.  Dimana kitab Timotius dan Titus berisi nasehat kepada Timotius dan Titus sebagai gembala jemaat untuk dapat menggembalakan dengan baik.  Dalam kitab ini Paulus menekankan tanggung jawab dan fungsi gembala gereja setempat dalam melayani jemaat.[2]

 

Introduksi Kitab

Untuk memahami kitab Titus, perlu terlebih dahulu memahami dan mengerti introduksi dari kitab Titus.  Dalam introduksi ini akan dibahas mengenai siapa penulis kitab, siapa penerima kitab, tahun penulisan kitab, situasi politik, situasi ekonomi saat penulisan kitab, alasan penulis menulis kitab dan tujuan penulisan kitab.

 

Penulis Kitab Titus

Secara umum orang percaya mengakui bahwa kitab Titus ditulis oleh Paulus.  Ada dua bukti yang menjelaskan bahwa Paulus penulis kitab Titus.  Bukti itu yaitu:

  1. Bukti Internal. Bukti internal adalah bukti dari dalam kitab itu sendiri. Berdasarkan kitab Titus pasal 1:1-3 dijelaskan “ (1) Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita, (2)  dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta, (3) dan yang pada waktu yang dikehendaki-Nya telah menyatakan firman-Nya dalam pemberitaan Injil yang telah dipercayakan kepadaku sesuai dengan perintah Allah, Juruselamat kita.”  Berdasarkan ayat-ayat diatas jelas bahwa penulis kitab Titus adalah Paulus.

Selain itu bukti internal lainnya yaitu berdasarkan isi kitab. Dalam kitab Titus pasal 3:12-15 dijelaskan “(12) Segera sesudah kukirim Artemas atau Tikhikus kepadamu, berusahalah datang kepadaku di Nikopolis, karena sudah kuputuskan untuk tinggal di tempat itu selama musim dingin ini. (13)  Tolonglah sebaik-baiknya Zenas, ahli Taurat itu, dan Apolos, dalam perjalanan mereka, agar mereka jangan kekurangan sesuatu apa. (14) Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah. (15) Salam dari semua orang yang bersama aku di sini dan sampaikanlah salamku kepada mereka yang mengasihi kami di dalam iman. Kasih karunia menyertai kamu sekalian!”  Dari ayat-ayat diatas dapat disimpulkan bahwa sebagai penulis kitab ini Paulus meminta kepada Titus untuk datang pada Paulus di Nikopolis dan juga untuk membantu teman-teman yang sedang dalam pelayanan supaya tidak kekurangan.

  1. Bukti Eksternal. Bukti eksternal ini merujuk pada bukti yang berasal dari luar Alkitab.  Bukti eksternal ini yaitu kesaksian gereja mula-mula.  Dimana para tokoh gereja mula-mula diantaranya yaitu Ignatius, Polikarpus dan Klement mengakui bahwa surat-surat pemggembalaan salah satunya yaitu kitab Titus adalah tulisan Paulus.  Selain itu kanon Muratori juga mengakui Paulus sebagai penulis kitab Titus.[3]

Walaupun begitu ada juga beberapa sarjana yang meragukan bahwa kitab Titus ditulis oleh Paulus.  Alasan-alasan yang meragukan bahwa surat ini ditulis oleh Paulus antara lain:

  1. Situasi historis yang digambarkan dalam surat ini tidak sesuai dengan data-data yang ada di Kisah Para Rasulmaupun situasi yang melatar belakangi surat-surat Paulus yang asli.
  2. Surat-surat pastoral seperti surat Titus ini menggambarkan masalah-masalah yang dihadapi oleh generasi Kristen ketiga. Organisasi gerejapada saat itu sudah lebih berkembang daripada zaman Paulus. Gereja-gereja rumah seperti pada zaman Paulus sudah menjadi dasar berdirinya jemaat setempat.
  3. Gaya tulisan yang dipakai sangat khas dan berbeda dengan surat-surat Paulus yang asli.
  4. Gagasan-gagasan teologi yang berbeda dengan surat-surat Paulus seperti gagasan mengenai perempuan.
  5. Pemahaman tentang gerejayang berbeda antara surat-surat pastoral dengan surat-surat asli Paulus.

Oleh karena alasan-alasan tersebut di atas, jika bukan oleh oleh Paulus maka surat ini diduga ditulis oleh seseorang yang tidak dikenal, namun beraliran Paulus. Ada pendapat bahwa orang yang menulis surat ini adalah seorang Yahudi Hellenis. [4]

 

Penerima Kitab Titus

Surat Titus ini dialamatkan kepada Titus.  Dalam kitab Titus pasal 1: 4 dijelaskan: “(4) Kepada Titus, anakku yang sah menurut iman kita bersama: kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita, menyertai engkau.”  Titus adalah seorang Yunani (1:4).  Titus adalah anak rohani Paulus (Kis. 11:26; Tit. 1:4).  Ada kemungkinan Titus berasal dari Antiokhia.[5]  Titus mulai pelayanan saat ia ikut Paulus ke Yerusalem untuk mengikuti sidang (Kis. 16; Gal. 2:1-2).  Selain itu Titus pernah diutus Paulus dua kali ke Korintus (2 Kor. 7:6 dan 8:16) untuk menyampaikan surat dan untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi di Korintus serta untuk memulai pengumpulan uang bagi jemaat di Yerusalem (2 Kor. 8:6, 10).  Titus selalu ikut Paulus  dalam berbagai penginjilan.  Pada saat Paulus mengunjungi pulau Kreta, setelah ia di penjara, Tituspun menyertai.  Tetapi saat Paulus mau melanjutkan perjalanan ke tempat lain Titus ditinggalkan di pulau itu (Tit. 1:5), tujuannya supaya ia mendewasakan jemaat dan mengatur apa yang masih perlu diatur serta menetapkan penatua-penatua di setiap kota (1:5).[6]

 

Tahun Penulisan Kitab Titus

Untuk mengerti tahun penulisan kitab Titus, tidak bisa dilepaskan dari tahun penulisan surat-surat penggembalaan yang lain yaitu kitab I dan II Timotius.  Untuk mengerti tahun penulisan surat-surat penggembalaan ini tidak mudah.  Sebab kalau diperhatikan latar belakang surat penggembalaan ada suatu situasi historis yang khas yang sepertinya berbeda dengan situasi historis dalam kitab Kisah Para Rasul.  Dalam I Timotius dijelaskan bahwa Paulus baru saja meninggalkan Timotius di Efesus (I Tim. 1:3).  Dalam Titus dijelaskan bahwa Paulus baru saja bersama Titus di Kreta (Tit. 1:5) dan sewaktu Paulus menulis kitab Titus, Paulus berada di Nikopolis, dimana Paulus meminta Titus untuk menyertainya (Tit. 3:12).  Dalam II Tim. 4:13 dijelaskan Paulus telah meninggalkan beberapa harta bendanya di Troas.  Paulus juga ke Miletus, dimana Paulus harus meninggalkan Trofimus yang sakit (II Tim. 4:20), sedangkan temannya yang lain Erastus telah tinggal di Korintus.  Sewaktu II Timotius ditulis Paulus berada di penjara di Roma (II Tim. 1:17).[7]  Dari beberapa fakta historis di atas dapat disimpulkan bahwa sepertinya fakta-fakta historis itu tidak sesuai dengan kerangka sejarah dalam kitab Kisah Para Rasul.  Oleh karena itu ada kemungkinan bahwa perjalanan-perjalanan Paulus dalam fakta historis di atas dilakukan setelah Paulus berada di tahanan rumah di Roma.  Dimana Paulus melayani di Asia Kecil sebelum ke Spanyol.  Oleh karena itu maka surat 1 Timotius kemungkinan ditulis di Makedonia yaitu kira-kira tahun 63 AD.  Sedangkan surat Titus menyusul beberapa waktu kemudian yaitu kira-kira tahun 64 AD.  Sesudah itu Paulus pergi ke Spanyol dan sekembalinya ia dari sana ia ditawan di Roma, kemudian surat 2 Timotius ditulis Paulus di Roma waktu ia di penjara sebelum ia mati syahid yaitu kira-kira tahun 66 AD.[8]

 

Situasi Politik

Untuk memahami dan mengerti situasi politik yang berkembang pada saat kitab Titus ditulis, perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

 

Kerajaan Dan Penguasa Yang Berkuasa

Seluruh wilayah-wilayah jangkauan misi Paulus dalam wilayah kekaisaran Romawi.  Merrill C. Teney mengatakan bahwa “pada masa Kitab Perjanjian Baru ditulis, hampir seluruh dunia beradab, kecuali beberapa kerajaan yang kurang dikenal di Timur Jauh, berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi”.[9]

Dengan dikalahkannya Kartago, sebuah kekuatan maritim yang paling menonjol di Timur Tengah bagian barat tahun 146 sM, maka Negara Romawi berkuasa atas Spanyol dan Afrika utara, sehingga beberapa propinsipun dinyatakan sebagai propinsi Romawi seperti Makedonia, Akhaya,  Asia, Siria, dan propinsi serta wilayah penting lainnya, sehingga Negara Romawi berkembang menjadi sebuah kekaisaran yang memerintah dunia pada zaman PB.[10]  Orang Romawi menguasai panggung politik zaman PB, sehingga tidak saja berpengaruh besar terhadap dunia budaya dan keagamaan tetapi juga memegang kendali pemerintahan dan ekonomi saat itu.[11]

Sesudah zaman intertestamental, yakni zaman antara Maleakhi sampai kelahiran Kritus, kitab-kitab Makabe merupakan sumber informasi utama untuk zaman ini, meskipun kitab ini tidak masuk dalam kanonisasi, juga tulisan-tulisan seorang sejarahwan Yahudi abad pertama, yaitu Yosefus.  Kekuatan-kekuatan yang bermunculan menggantikan Babilonia pada masa itu adalah Media Persia, lalu muncul Aleksander Agung dari Yunani, wangsa Ptolemeus dari Mesir, wangsa Seleulus dari Siria. Wangsa Makabeus, dan akhirnya Romawi.[12]

Pada zaman Aleksander Agung, tanah Yunani telah menjadi daerah pemerintahannya, lalu akhirnya menaklukkan Siria, Palestina, Mesir dan pada akhirnya Persia.  Setelah Aleksander Agung wafat, jaman wangsa Ptolemeus, kitab-kitab suci yang berbahasa Ibrani, serta beberapa kitab lainnya diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani yang dikenal dengan Septuaginta, di bawah pemerintahan Ptolemeus Filadelfus yang bersahabat baik dengan orang Yahudi, sehingga kitab-kitab suci tersebut dapat dibaca secara luas di seluruh kerajaan.[13]

Pergolakan-pergolakan politik dan sistem pemerintahan yang terus berganti terjadi secara bertahap sampai pada zaman PB.  Akhirnya orang-orang Romawi menjadi penguasa tertinggi di Palestina sepanjang zaman PB dan Keluarga Herodes bersama para prokurator[14] ditunjuk untuk memerintah dibawah otoritas dan kendali Roma,[15] dan kota Roma menjadi ibu kota kekaisaran Romawi, sehingga banyak orang dari seluruh daerah ingin pindah ke sana.[16]

Wilayah-wilayah yang dijangkau Paulus dalam pelayanan misinya juga berada di bawah kekuasaan Romawi, seperti pulau Siprus yang terletak di bagian timur Laut Tengah, kira-kira 100 km sebelah barat pantai Siria.  Pada tahun 58 sM Siprus dijadikan propinsi Romawi, dan setelah bermacam-macam perubahan menjadi sebuah propinsi senat pada tahun 27 sM.  Sejak itu diperintah oleh wali negeri (Yunani Anthupatos).[17]

Demikian pula dengan Kota Antiokhia di Propinsi Psidia, yang terletak di jalur lintas perdagangan penting antara Efesus dan Silisia, kota ini merupakan pusat kebudayaan Yunani.  Di bawah pemerintahan kerajaan Roma, Antiokhia Psidia menjadi bagian dari propinsi Galatia, dan daerahnya disebut Frigia Galatia.[18]   Kota-kota yang ada di daerah propinsi Galatia, khususnya yang dilayani Paulus dalam pemberitaan injil seperti Antiokhia, Ikonium, Listra dan Derbe, telah masuk dalam daerah kekuasaan Romawi, dan sebagian dijadikan tempat bagi koloni Romawi. [19]

Daerah-daerah Makedonia dan Yunani yang dijangkau oleh pelayanan misi Paulus juga tidak luput dari kekuasaan Romawi.  Seperti kota Filipi, sebuah kota penting karena terletak di jalan raya antar Eropa dan Asia,[20] Tesalonika, sebuah  kota perdagangan Makedonia pada teluk Terma dan pada jalan Egnatia yang letaknya sangat menguntungkan,[21] Berea, kota yang terletak sekitar 75 km sebelah barat daya Tesalonika, di suatu distrik Makedonia lainnya yang pada zaman PB sebagai koloni Yahudi dan merupakan pusat kemakmuran,[22] Atena, yang terkenal karena kuil-kuil, patung-patung berhala dan tugu-tugunya,[23] dan Korintus, merupakan kota Yunani di ujung barat Isthmus, diantara Yunani pusat dan Peloponesus, yang menguasai jalur-jalur perdagangan antara Yunani utara dan Peloponesus, dan melintasi Isthmus. Kota-kota ini diperintah oleh seorang gubernur[24] yang berfungsi sebagai wali negeri.[25]

Meskipun kebudayaannya adalah kebudayaan Yunani-Romawi, namun pemerintahannya adalah pemerintahan Roamawi dengan sistem pemerintahan yang bercorak tersendiri. Seluruh kekaisaran itu dibagi ke dalam beberapa propinsi, dan masing-masing propinsi diperintah oleh seorang proconsul. Sedangkan propinsi yang kecil, seperti diperintah oleh seorang procurator. Proconsul atau procurator bertanggung jawab langsung kepada kaisar di Roma. Bersamaan dengan itu penguasa militer pun ditempatkan di daerah-daerah yang dianggap rawan.[26]

 

Karakter Penguasa Yang Berkuasa

Pada zaman pemerintahan Romawi, pada awalnya Kekristenan diberi kesempatan untuk terus berkembang.  Namun perkembangan Kekristenan itu mulai mendapat tantangan dari pemerintahan Romawi.  Tantangan ini dilatar belakangi akan kondisi orang percaya yang ada di Roma ibu kota kerajaan Romawi.  Dimana para penguasa mulai tidak suka dengan orang Kristen.  Hal ini dilatar belakangi oleh ketakutan melihat perkembangan Kekristenan yang berkembang pesat di kota Roma, khususnya dikalangan masyarakat lapisan kelas bawah.  Sentuhan kasih terhadap sesama dan ajaran kesetaraan manusia membuat Kekristenan diterima dan diikuti oleh masyarakat kalangan bawah.  Perkembangan Kekristenan yang luar biasa, tidak disukai oleh penguasa di Roma.  Untuk membatasi pekabaran Injil, penguasa membuat peraturan-peraturan yang membatasi pergaulan orang Kristen.  Pelarangan beribadah, perampokan dan pembakaran pemukinan Kristen banyak terjadi.  Kekejaman penguasa Romawi mencapai puncaknya pada zaman kaisar Nero.  Pada saat terjadi kebakaran hebat yang melanda kota Roma, Orang Kristen menjadi tertuduh sebagai penyebab kebakaran tersebut.  Penguasa dan rakyat Roma melampiaskan kemarahan yang hebat kepada orang Kristen.  Terjadilah pembunuhan besar-besaran terhadap orang Kristen di seluruh kota Roma.  Banyak orang Kristen yang melarikan diri keluar kota Roma dan tinggal di kota-kota lain.  Namun kebencian terhadap orang Kristen terus terjadi di seluruh wilayah pemerintahan kekaisaran Romawi.[27]

 

Situasi Ekonomi

Pada zaman itu yang berkuasa secara ekonomi adalah kekaisaran Romawi.  Kekaisaran Romawi mewajibkan daerah-daerah yang dijajahnya untuk memberikan upeti ke kaisar.  Hal ini menyebabkan daerah-daerah jajahan mengalami kemiskinan.  Pusat ekonomi berada di kota Roma, ibu kota kekaisaran Romawi.  Walaupun begitu, khususnya untuk jemaat yang tinggal di Kreta mereka hidup cukup baik.  Sebab banyak kapal-kapal pedagang dari daerah Anthiokia dan Asia kecil yang akan pergi ke Roma biasanya mereka  singgah di Kreta, demikian sebaliknya para pedagang dari Roma yang mau pergi ke daerah Anthiokia biasanya mereka juga singgah ke Kreta.  Oleh karena itu Paulus dalam Titus pasal 3:14, mendorong Titus untuk melibatkan jemaat untuk berbuat baik dengan membantu para hamba Tuhan dan sesama.  Ayat 14 menjelaskan “Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah.”

 

Pengaruhnya Terhadap Penerima Surat

Secara umum tekanan kekaisaran Romawi terhadap orang Kristen terjadi di seluruh kekaisaran Romawi.  Hal itu juga terjadi di wilayah pulau Kreta tempat Titus menggembalakan jemaat Tuhan.  Walaupun begitu Paulus menasehati Titus supaya mengajar jemaat untuk tetap tunduk dan taat kepada para penguasa dan pemerintahan yang ada.  Dalam Titus pasal 3: 1 dijelaskan: “ (1) Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik.  (2)  Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.”

 

Tujuan Penulisan Kitab Titus

Paulus menulis surat ini bertujuan pertama, memberikan dukungan kepada Titus untuk terus mengajarkan iman yang benar dan membimbing jemaat agar tetap hidup sesuai dengan kehendak Allah.  Kedua, menugaskan Titus menata kembali kehidupan gereja di Kreta terutama penatuanya.  Ketiga, membina jemaat (1:1), membungkam guru-guru palsu (1:11) dan menegakkan Injil dalam jemaat sebagai pedoman utama.[28]

 

Analisa Terhadap Kitab Titus

Dalam bagian ini akan dijelaskan analisa tentang kitab Titus untuk menemukan pokok-pokok teologis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Garis Besar Kitab Titus

Garis besar surat Titus ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Kata Pendahuluan: 1:1-4
  2. Paulus penulis surat (1:1-3).
  3. Titus penerima surat (1:4).
  4. Tugas Titus: Menggembalakan dan mengatur jemaat (1:5 – 3:11).
  5. Syarat bagi penatua dan penilik jemaat (1:5-16).
  6. Mengenai golongan-golongan tertentu (2:1-15).
  7. Orang tua dan muda (2:1-8).
  8. Hamba yang bekerja pada tuannya (2:9-10).
  9. Dasar untuk ketaatan mereka (2:11-15).
  10. Mengenai anggota jemaat pada umumnya (3:1-11).
  11. Kata Penutup: 3:12-15.
  12. Permintaan Paulus kepada Titus (3:12-14).
  13. Salam (3:15).

 

Analisa Kitab Titus

Dibawah ini akan dijelaskan analisa mengenai surat Titus yaitu:

  1. Pendahuluan: 1:1-4.
  2. Pada pasal 1:1-3, Paulus memperkenalkan dirinya kepada para pembacanya. Paulus memperkenalkan dirinya sebagai hamba Allah dan rasul Yesus Kristus.
  3. Pada pasal 1:4, Paulus menjelaskan penerima surat yang telah ditulisnya ini.  Kata “kepada”  menunjuk pada penerima surat.  Dan penerima surat itu adalah Titus.  Paulus menjelaskan bahwa Titus adalah “anakku yang sah menurut iman kita bersama…”.  Ayat ini diakhiri dengan doa yaitu “ Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita, menyertai engkau.”.
  4. Tugas Titus: Menggembalakan dan mengatur jemaat (1:5 – 3:11).
  5. Syarat bagi penatua dan penilik jemaat (1:5-16).

Pada pasal 1:5-16, Paulus menjelaskan tugas yang diberikan Paulus kepada Titus saat melayani di pulau Kreta.  Ada dua tugas yang harus dilakukan yaitu:

Pertama, “ …supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu…”  Paulus menjelaskan mengenai syarat-syarat menjadi penatua dan penilik jemaat.  Syarat utama jadi penatua yaitu “(6) yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.”  Sedangkan syarat menjadi penilik jemaat yaitu “ (7) Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, (8) melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri (9) dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya. “

Kedua, menegur dengan tegas jemaat-jemaat yang hidup dengan tidak benar.  Dalam ayat 10 dijelaskan “ …banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran.” Ayat 12 dijelaskan Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: “Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas.”  Menghadapi orang-orang yang seperti itu, Paulus menasehati Titus supaya  “ (13) … tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman, (14) dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran.”  Paulus menambahkan supaya Titus “(11) Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan.”  Paulus memang berharap supaya jemaat Kreta dapat hidup dalam kesucian. Ayat 15 dijelaskan bahwa “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.”

Dari penjelasan diatas jelas bahwa seorang penatua dan penilik jemaat harus memiliki kualitas rohani yang mantap, khususnya dalam tiga yaitu dalam masalah keluarga jadi teladan (3:5), dalam masalah kepribadian dan kesucian hidup (1:7-8) dan dalam masalah doktrinnya (1:9).

  1. Mengenai golongan-golongan tertentu (2:1-15).

Pada pasal 2 Paulus menjelaskan mengenai nasehat bagi golongan-golongan tertentu dalam  jemaat .  Golongan-golongan itu  yaitu:

  1. Orang tua dan muda (2:1-8).

Nasehat untuk laki-laki yang tua.  Dalam ayat 2 dijelaskan “Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan.”

Nasehat untuk perempuan-perempuan yang tua.  Dalam ayat 3-5 dijelaskan “(3) Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik (4) dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, (5) hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang.”

Nasehat untuk orang-orang muda.  Dalam ayat 6-8 dijelaskan “(6) Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal (7) dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, (8) sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita.”

  1. Hamba yang bekerja pada tuannya (2:9-10).

Nasehat kepada hamba-hamba.  Dalam ayat 9-10 dijelaskan “(9) Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, (10) jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.

  1. Dasar untuk ketaatan mereka (2:11-15).

Pada pasal 2:11-14 berisi mengenai soteriologi yang penting dalam Perjanjian Baru.  Ayat 11 menyatakan fakta masa lampau yaitu bahwa kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia telah nyata, melalui kedatangan Yesus Kristus.  Ayat 12 berbicara tentang  akibat kasih karunia Allah untuk masa kini yaitu “supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini”.  Ayat 13 berbicara tentang masa yang akan datang, yaitu pengharapan akan janji Kristus.  Kristus yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.

  1. Mengenai anggota jemaat pada umumnya (3:1-11).

Pada pasal 3:1-11 berisi mengenai nasehat kepada jemaat secara umum.

Pertama, nasehat supaya jemaat tunduk pada pemerintah yang ada. Ayat 1 dijelaskan “Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik.”

Kedua, nasehat supaya jemaat hidup rukun dengan sesama. Ayat 2 dijelaskan “Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.” Ayat 9 dijelaskan “Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka.”

Ketiga, nasehat kepada jemaat dalam menghadapi bidat Seorang bidat ajaran sesat. Dalam ayat 10-11 dijelaskan “(10) Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi.  (11) Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri.”

Keempat, dasar dari jemaat melakukan tiga nasehat diatas yaitu kasih kemurahan Allah.  Dimana karena kasihNya, Tuhan sudah memnyelamatkan kita sehingga kita beroleh pengharapan akan kehidupan kekal di sorga. Dalam ayat 4-7 dijelaskan “(4)  Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, (5) pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, (6) yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, (7) supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.”

  • Kata Penutup: 3:12-15.
  1. Permintaan Paulus kepada Titus (3:12-14).

Pada pasal 3:12-14 ini dijelaskan mengenai permintaan Paulus kepada Titus.  Ayat 12 Paulus meminta supaya Titus pergi Nikopolis untuk menemui Paulus. Ayat 12 menjelaskan “Segera sesudah kukirim Artemas atau Tikhikus kepadamu, berusahalah datang kepadaku di Nikopolis, karena sudah kuputuskan untuk tinggal di tempat itu selama musim dingin ini.”  Dalam bagian ini Paulus juga meminta Titus untuk menolong teman sepelayanan yang lain. Ayat 13 dikatakan “Tolonglah sebaik-baiknya Zenas, ahli Taurat itu, dan Apolos, dalam perjalanan mereka, agar mereka jangan kekurangan sesuatu apa.”  Dan yang terakhir Paulus juga meminta Titus untuk melibatkan jemaat untuk berbuat baik.  Ayat 14 mengatakan “Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah.”

  1. Salam (3:15).

Bagian ini Paulus menjelaskan mengenai salam dari Paulus dan teman-teman yang bersama Paulus kepada Titus dan jemaat di Kreta. Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah.

 

Pokok-Pokok Teologis Dalam Kitab Titus

  1. Konsep tentang kepemimpinan Kristen.
  2. Latar belakang

Jemaat di Kreta adalah jemaat baru.  Ada kemungkinan jemaat ini lahir setelah peristiwa Pentakosta, sebab kis. 2:11 dijelaskan jemaat Kreta hadir dalam hari Pentakosta.

  1. Konsep

Dalam bagian ini Paulus menjelaskan syarat-syarat menjadi penatua dan penilik jemaat.  Syarat menjadi penatua yaitu orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.  Sedang syarat menjadi penilik jemaat yaitu tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.

  1. Analisa

Memang untuk menjadi penatua dan penilik jemaat itu tidak mudah, sebab mereka adalah para pemimpin yang memimpin  gereja.  Oleh karena itu untuk menjadi penatua dan penilik jemaat perlu persyaratan yang berat.  Dan syarat-syarat yang dijelaskan oleh Paulus cocok untuk para penatua dan penilik jemaat.

  1. Konsep tentang tanggung jawab golongan-golongan dalam jemaat.
  2. Latar belakang

Sebagai jemaat yang baru, banyak jemaat yang belum memahami hidup sebagai orang percaya.  Banyak dari antara mereka masih hidup dengan pola kehidupan yang lama.

  1. Konsep

Nasehat untuk laki-laki yang tua yaitu hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan.

Nasehat untuk perempuan-perempuan yang tua yaitu hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang.

Nasehat untuk orang-orang muda yaitu menguasai diri dalam segala hal, menjadi teladan dalam berbuat baik, jujur, sehat dan tidak bercela.

Nasehat kepada hamba-hamba yaitu  taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia.

  1. Analisa

Nasehat yang luar biasa.  Dan wajib untuk dilakukan oleh jemaat-jemaat di semua golongan yang ada.

  1. Konsep tentang soteriologi.
  2. Latar belakang

Paulus ingin memberikan pengajaran bahwa untuk hidup sebagai orang percaya harus didasari dengan dasar yang benar.  Hidup benar tidak didasarkan pada kemampuan dan kekuatan seseorang.  Hidup benar didasarkan akan kasih dan anugerah Tuhan.

  1. Konsep

Dalam bagian ini Paulus menjelaskan tentang konsep keselamatan yang benar sebagai dasar hidup orang percaya.  Dalam bagian ini Paulus menjelaskan fakta masa lampau yaitu bahwa kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia telah nyata, melalui kedatangan Yesus Kristus.  Dan akibat kasih karunia Allah untuk masa kini yaitu supaya kita orang percaya meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.  Dan untuk masa yang akan datang yaitu pengharapan akan janji Kristus.  Kristus yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri.

Terkait konsep keselamatan, Paulus juga menjelaskan telah nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.

  1. Analisa

Konsep keselamatan yang dijelaskan Paulus merupakan konsep keselamatan yang hakiki dalam Kristus.  Dan semua orang percaya harus memahaminya.

  1. Konsep tentang pekerjaan yang baik.
  2. Latar belakang

Banyak jemaat yang memiliki pemahaman yang salah tentang pekerjaan baik.  Mereka berpikir bahwa melakukan pekerjaan baik itu bertujuan supaya mereka diselamatkan.  Dan itu jelas pemikiran yang keliru.

  1. Konsep

Dalam Tit. 3:18 dijelaskan bahwa orang melakukan pekerjaan baik itu bukan supaya diselamatkan.  Pekerjaan baik itu adalah buah dari kepercayaan dan pertobatana orang percaya.  Dimana setelah seseorang itu diselamatkan oleh Tuhan oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus maka orang itu harus melakukan pekerjaan baik sebagai buah dari imannya.

  1. Analisa

Konsep tentang pekerjaan baik yang dijelaskan oleh Paulus merupakan konsep yang benar.  Orang percaya melakukan perbuatan baik bukan supaya diselamatkan.  Perbuatan baik adalah buah dari iman dan kepercayaan kita.

  1. Cara bersikap terhadap ajaran sesat.
  2. Latar Belakang

Ada ajaran sesat yang berkembang di kalangan orang percaya di jemaat Kreta.  Dimana ajaran sesat itu sangat mempengaruhi jemaat. Dalam ayat 12 dijelaskan Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: “Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas.”  Dalam ayat 10-11 dijelaskan Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran.  Mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan.  Dalam ayat 16 dijelaskan Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.

  1. Konsep

Paulus menasehati Titus supaya menegur para bidat dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman, dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran.  Selain itu Paulus menasehati Titus supaya Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya.  Paulus juga menasehati supaya Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasehati, hendaklah dijauhi.  Sebab orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri.

  1. Analisa

Nasehat Paulus terkait sikap terhadap para bidat memang tegas.  Untuk jemaat mula-mula itu sangat diperlukan supaya jemaat tidak  tersesatkan oleh rupa-rupa pengajaran para bidat.

  1. Konsep tentang rumusan kepercayaan Kristen.
  2. Latar belakang

Jemaat Kreta sebagai jemaat baru memang perlu pengajaran pokok-pokok iman Kristen.  Mereka juga memerlukan rumusan kepercayaan supaya semakin kuat imannya.

  1. Konsep

Dalam surat ini Paulus menekankan rumusan kepercayaan Kristen yang paling lengkap dalam kitab Perjanjian Baru yaitu kepribadian Tuhan (2:11), ciri kasih dan karunia Tuhan (3:4), gelar Juruselamat (2:13), Roh Kudus (3:5), keterlibatan Allah Tritunggal (3:5-6), sifat dasar keilahian Kristus (2:13), keselamatan bagi seluruh bangsa (2:11), pembenaran oleh iman (3:7), pewarisan hidup kekal (3:7) dan kedatangan Kristus kembali (2:13).

  1. Analisa

Rumusan kepercayaan Kristen yang dijelaskan Paulus diatas merupakan rumusan kepercayaan yang komplit tentang ajaran pokok kekristenan.  Oleh karena itu perlu untuk diajarkan supaya dipahami dan dimengerti.  Dengan demikian akan menambah kuat dalam iman dan kepercayaan jemaat.

 

Implikasi bagi Penerima Kitab

Titus sebagai gembala jemaat yang masih baru memang memerlukan nasehat sebagai tuntunan untuk menjalankan tugasnya sebagai gembala.  Pokok-pokok teologis yang dibahas diatas merupakan nasehat yang diberikan Paulus kepada Titus untuk dilakukan supaya jemaat dapat bertumbuh dan terhindar dari pengaruh ajaran sesat.   Secara garis besar pokok-pokok teologis itu yaitu nasehat Paulus supaya Titus menetapkan para penatua dan penilik jemaat dengan syarat yang benar sehingga penatua dan penilik ini yang terpilih benar-benar dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan menjadi teladan bagi jemaat. Paulus juga menasehati golongan-golongan yang ada pada jemaat supaya mereka dapat hidup tertib sesuai dengan Firman Tuhan.  Paulus juga menekankan dasar dari hidup jemaat.  Dimana dasar hidup jemaat adalah kasih dan karya Yesus.  Jemaat sebagai orang berdosa telah dipilih dan diselamatkan oleh Tuhan melalui pengerbanan Yesus di atas kayu salib untuk menyelamatkan manusia dan memberi jaminan kehidupan kekal di sorga.  Paulus juga menekankan mengenai pekerjaan baik.  Dimana pekerjaan baik adalah buah dari iman dan kepercayaan pada Yesus.  Orang yang percaya Yesus harus menghasilkan pekerjaan baik.  Dan Paulus juga memberikan nasehat kepada Titus untuk menghadapi para bidat pengajar sesat.  Paulus menasehati supaya mereka ditegur dengan tegas, kemudian dinasehati.  Dan jikalau tidak bertobat mereka dijahui.  Dan Paulus mengakhiri dengan konsep kepercayaan yang harus dipegang jemaat.  Dengan memahami dan mengerti konsep kepercayaan yang benar diharapkan jemaat dapat bertumbuh dalam iman dan tidak tergoda dan terpengaruhi oleh ajaran sesat sehingga menjadi jemaat yang dewasa dan memulyakan Tuhan.

 

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Alkitab Edisi Studi, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2010

Brill. J. Wesley, Tafsiran Surat Filipi.Bandung: Kalam Hidup, 1997.

 Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I (A-L), Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1997

Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II (M-Z), Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1997.

Hagelberg. Dave, Tafsiran Roma, Bandung: Kalam Hidup, 1998

Kamus Alkitab, Flores: Nusa Indah, 1992

Packer. J.I, Dunia Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 1995

Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius – Wahyu, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1996.

Tenney, C. Merril, ,  Survey Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 1992.

Tulluon. Ola,  Pengantar Perjanjian Baru, Malang: YPII, 2009.

Wahono. S. Wismoadi, Di Sini Kutemukan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.

Widiasih. Mary Hartanti, Biodata Tokoh-Tokoh Alkitab Perjanjian Baru, ttd, tth

https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Paulus_kepada_Titus.

https://www.kompasiana.com/pauluslondo/551b1415813311e5169de3ec/tragedi-kaisar-nero.

 

[1] Merrill C. Tenney,  Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 1992), 411.

[2] Ibid, 411-424.

[3] Ola Tulluon, Pengantar Perjanjian Baru, (Malang: YPII, 2009), 49

[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Paulus_kepada_Titus.  4 Oktober 2019.

[5] Mary Hartanti Widiasih, Biodata Tokoh-Tokoh Alkitab Perjanjian Baru, (ttd, tth), 103

[6] Ibid

[7] Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius – Wahyu, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1996), 683

[8] Ibid, 684-685

[9] Merrill C. Tenney, Survey Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1992), 3

[10] Ibid, 4

[11] J.I Packer, Dunia Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1995), 1

[12] Ibid, 3

[13] Ibid, 5

[14] Prokurator adalah seorang penguasa dari daerah yang lebih kecil, yang lebih sukar dikuasai, karena kemungkinan masih dilangsungkan oleh sebuah dinasti setempat, seperti Pontius Pilatus, atau Feliks dan Festus dari Yudea yang berkedudukan di Kaisarea

[15] Ibid, 11

[16] Dave Hagelberg, Tafsiran Roma (Bandung: Kalam Hidup, 1998),  5

[17] Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II (M-Z) (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1997),  412

[18] Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I (A-L) (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1997), 57

[19] Ibid, 649

[20] J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Filipi, (Bandung: Kalam Hidup, 1997), 13-14

[21] Kamus Alkitab (Flores: Nusa Indah, 1992),  440

[22] Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I (A-L) (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1997), 179

[23] Ibid, 111

[24] Gubernur merupakan pembawa kekuasaan pemerintah di daerah-daerah yang dikuasai oleh bangsa Roma, seperti Sergius Paulus (Kis 13:7-8) dari Siprus, Galio dari Akhaya (Kis 18:12), Legatus Kirenius, Gubernur Siria (Luk 2:2).

[25] Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I (A-L) (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1997), Ibid, 582

[26] S. Wismoadi Wahono, Di Sini Kutemukan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 412

[27]https://www.kompasiana.com/pauluslondo/551b1415813311e5169de3ec/tragedi-kaisar-nero.    4 Oktober 2019.

 

[28] Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2010), 1968